Meski dapat disebabkan oleh beberapa kondisi medis yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter, terdapat sejumlah kondisi yang kerap menjadi penyebab anak muntah.<ol><li>Alergi Makanan Muntah bisa menandakan bahwa anak alergi terhadap makanan tertentu, misalnya makanan laut, kacang-kacangan, telur, atau susu sapi. Gejala alergi dapat juga disertai dengan gatal-gatal, bibir bengkak, atau kesulitan bernapas.</li><li>Keracunan Makanan Selain alergi makanan, keracunan makanan sering kali juga menyebabkan anak muntah. Keracunan dapat dipicu oleh makanan yang tidak higienis, tidak dimasak sampai matang, dan cara penyimpanan yang kurang tepat. Muntah akibat keracunan makanan umumnya terjadi beberapa jam setelah konsumsi makanan tersebut.</li><li>Radang Usus Buntu Radang usus buntu atau apendisitis dapat menimbulkan gejala berupa demam, nyeri perut ulu hati, dan muntah. Nyeri akibat apendisitis dapat bertambah parah dan berpindah ke bagian perut sebelah kanan bawah. Apendisitis termasuk dalam kondisi darurat yang harus segera ditangani.</li><li>Gastroenteritis, yang sering disebut "flu perut". Biasanya disebabkan oleh virus. Kuman lain, seperti bakteri dan parasit, juga dapat menyebabkan gastroenteritis. Selain muntah, penderita gastroenteritis juga dapat mengalami mual, sakit perut, dan diare. Muntah akibat gastroenteritis biasanya berlangsung kurang dari 24 jam dan gejala lainnya membaik dalam beberapa hari.</li></ol>

Muntah adalah keluarnya isi perut dengan paksa. Kebanyakan anak muntah dari waktu ke waktu, tetapi biasanya tidak berlangsung lama dan sering kali membaik dengan sendirinya. Namun jika anak muntah lebih dari 5-6 kali sehari, terutama disertai gejala lain seperti demam, lemas, dehidrasi, atau tidak bisa makan/minum, segera periksakan ke dokter karena bisa menjadi tanda bahaya.

Segera periksakan anak ke dokter apabila muntah terjadi berulang dan disertai dengan gejala-gejala berikut:<ul><li>Demam tinggi (>40°C)</li><li>Anak selalu muntah setiap makan</li><li>Sakit perut yang parah</li><li>Perut anak teraba keras</li><li>Sangat rewel</li><li>Sakit kepala atau leher kaku</li><li>Muntah lebih dari 3 kali dalam sehari hingga tidak bisa menyusu, makan, atau minum</li><li>Muntahan berwarna hijau, terdapat darah, atau berwarna hitam seperti kopi</li></ul>Pertolongan medis juga perlu segera diberikan bila anak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, seperti bibir kering, tidak keluar air mata saat menangis, jarang buang air kecil atau popok kering, mata tampak cekung, dan lemas.

Perilaku hidup bersih dan sehat dapat melindungi anak dari infeksi yang bisa menyebabkan muntah. Hal ini perlu dilakukan oleh semua anggota keluarga. Tujuannya adalah supaya anak terbiasa dan mau melakukan hal yang sama.Beberapa upaya yang bisa dilakukan antara lain:<ul><li>Mencuci tangan setiap sebelum makan, setelah dari kamar mandi, atau setelah menyentuh barang publik</li><li>Beristirahat dan tidur yang cukup</li><li>Menghindari kontak erat dengan orang yang sedang muntah-muntah dan diare</li><li>Tidak mengonsumsi makanan yang tidak higienis atau tidak diolah hingga matang sempurna</li></ul>Cara lain yang dapat dilakukan untuk mencegah muntah pada anak adalah:<ul><li>Mengonsumsi makanan dalam porsi yang kecil tetapi lebih sering jika anak memiliki sakit maag</li><li>Meletakkan obat maupun benda atau cairan yang berbahaya di tempat yang tidak terjangkau anak</li><li>Mengonsumsi makanan kecil sebelum memulai perjalanan jika anak sering mengalami mabuk perjalanan</li><li>Mengonsumsi obat antimabuk jika selalu pusing dan mual setiap berkendara</li><li>Menggunakan alat pelindung kepala saat berolahraga atau bersepeda, untuk menghindari gegar otak</li></ul>

Muntah-muntah

Pengobatan muntah pada anak disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Jika muntah pada anak tidak sering terjadi dan tanpa disertai gejala berat, Anda dapat melakukan perawatan mandiri, seperti:<ul><li>Jaga asupan cairan untuk mencegah dehidrasi. Cairan yang diberikan dapat disesuaikan dengan usia anak, misalnya ASI, susu formula, oralit, atau air putih.</li><li>Jangan memberikan jus buah atau minuman mengandung pemanis buatan kepada anak yang muntah disertai diare. Bila anak muntah tanpa diare, Anda dapat memberinya jus buah.</li><li>Jika anak tidak lagi muntah setelah makan atau minum, berikan ia makanan padat secara perlahan, tetapi hindari makanan berlemak. Jangan memaksa anak untuk makan dalam porsi besar.</li><li>Pastikan anak untuk beristirahat yang cukup sebelum melanjutkan aktivitas. Jika anak ingin bermain, ajak ia bermain di rumah saja.</li><li>Berikan obat antimabuk khusus anak jika muntah disebabkan oleh mabuk perjalanan. Perlu diingat bahwa penggunaan obat tersebut harus sesuai dengan aturan pakai yang tertera pada kemasan.</li></ul>

Muntah-muntah

Bacaan lainnya untuk kamu

Tenggelam

Cacar Air (Varicella)

Kutu Rambut